Pages

Banner 468

Jumat, 30 Agustus 2013

KH.CHAMIM JAZULI (Gus Miek) DAN KAROMAHNYA

0 komentar
 
Nama lengkap beliau adalah KH. Chamim Jazuli lahir dari seorang ulama besar di daerah Ploso, Mojo, Kediri Jawa Timur. Beliau adalah pendiri sema’an alquran dan jamaah Dzikrul Ghofilin..

Sejak kecil Gus Miek, panggilan akrab beliau, sudah memiliki keanehan-keanehan. Beliau sering pergi dari rumah sampai Kyai Jazuli, ayah beliau, menganggap putranya hilang. Pada waktu di pesantren ayahnya, Gus Miek jarang sekali mengikuti pengajian di madrasah tetapi anehnya itu semua tidak membuat Gus Miek ketinggalan pemahaman tentang agama (kitab kuning) dengan santri-santri ayah beliau. Ketika diuji kemampuan Gus Miek dalam memahami agama malahan jauh melebihi santri-santri ayahnya yang setiap hari masuk dan mengaji di madrasah. Beliau kemudian berguru pada Kyai Dalhar Watucongol, Kyai Hamid Pasuruan, dll. Semua guru dari gus miek tersebut telah dikenal oleh masyarakat sebagai tokoh agama yang paling berpengaruh di daerahnya.

Pada zaman beliau terdapat suatu ketetapan di organisasi Nahdhatul Ulama (NU) tentang thoriqoh. Organisasi NU menetapkan bahwa thoriqoh yang resmi dan diakui keberadaannya hanyalah thoriqoh yang mu’tabaroh artinya silsilah dari thoriqoh itu jelas sampai ke Nabi Muhammad SAW sedangkan thoriqoh yang tidak mu’tabaroh seperti thoriqohnya Sunan Kalijogo, Syaikh Siti Jenar itu tidak diakui keberadaannya. Sungguh tindakan yang sangat bijaksana menurut saya karena pada saat itu Gus Miek tidak memihak salah satu thoriqoh seperti yang dilakukan oleh kebanyakan kyai, tetapi gus miek malahan membuat suatu jama’ah dimana jama’ah tersebut berkumpul melakukan dzikir bersama tanpa harus diembel-embeli thoriqoh mu’tabaroh atau ghoiru mu’tabaroh yang diberi nama jama’ah Dzikrul Ghofilin. Ini merupakan suatu solusi yang bijaksana di mana beliau mampu mengakomodir segala kepentingan. Setiap orang bisa masuk ke jama’ah yang beliau dirikan baik dari kelompok mu’tabaroh atau ghiru mu’tabaroh bahkan orang bukan thoriqohpun bisa masuk pokoknya syarat utama untuk masuk jama’ah Dzikrul Ghofilin adalah islam.

Gus Miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh. Beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. Hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di Jawa Timur, keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas.

Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau interaksi sosial (hablum minallah wa hablum minannas). Hal itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan dan KH. Achmad Siddiq, serta melalui keterikatannya pada ritual ”Dzikrul Ghafilin” (pengingat mereka yang lupa). Gerakan-gerakan spritual Gus Miek telah menjadi budaya di kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), seperti melakukan ziarah ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar Jawa. Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupun akhirat.

Gus Miek seorang hafizh (penghafal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan, beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.

Pernah diceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq dan di sana bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek. Salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek, ”Gus, kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami? sampeyan kan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama?" Lalu Gus Miek Menjawab, "Aku tidak meminumnya..! Aku hanya membuang minuman itu kelaut…"

Hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan, Gus miek angkat bicara, "Sampeyan semua gak percaya kalau aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..?" Lalu Gus Miek Membuka lebar mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget. Di dalam mulut Gus Miek terlihat laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang ke laut. Dan saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWT untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama.

Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek.

Jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akherat kelak.

Ketika beliau dakwah di semarang tepatnya di NIAC di pelabuhan tanjung mas. Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan, Gus Miek yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan.

Satu contoh lagi ketika Gus Miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malam Gus Miek masuk kedalam club yang dipenuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu Gus Miek langsung menuju waitress (pelayan minuman). Beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur tapi terus dikejar oleh Gus miek sambil tetap meniupkan asap rokok di wajah perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak tampak lagi di club malam itu.

Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH. Ahamad Siddiq yang sering menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita. “Aku setiap kali bertemu wanita walau secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja.., jadi jalan untuk syahwat tidak ada.” jawab Gus Miek.

Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam baik itu di jalan maupun saat bertemu dengan tamu. ”Apabila aku bertemu orang di jalan atau tamu aku diberi pengetahuaan tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca mata hitam agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis." jawab Gus Miek.

Adanya sistem Dakwah yang dilakukan Gus Miek tidak bisa di contoh begitu saja karena resikonya sangat berat. Bagi mereka yang Alim pun sekaliber KH. Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak sanggup melakukan dakwah seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal Kh. Abdul Hamid juga seorang waliyalloh.

Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya (sekarang Siloam). Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan.

Mari Kita Hadiahkan Bacaan Surat Al-Fatihah Untuk Beliau.. ALFATIHAH...
Readmore...
Jumat, 23 Agustus 2013

MBAH HAMID PASURUAN

0 komentar
 
Kiai Hamid Pasuruan adalah seorang yang kasyaf. Berkat kasyaf-nya atau kemampuan clairvoyance ini, beliau bisa mengetahui apa yang akan terjadi. Suatu kali Misykat di beri pisang oleh Kiai Hamid. "Ini makan, kulitnya kasihkan kambing" katanya. Padahal tidak ada kambing, ya kulitnya dia buang. Habis ashar dia dipanggil "Mana kulit pisangnya?" tanyanya. "Saya buang, Yai" jawabnya. "Lho, disuruh kasihkan kambing kambing tapi kok di buang" kata Kiai Hamid. Ternyata tidak lama kemudian ada orang mengantar kambing.

Pada kali yang lain misykat disuruh menyediakan lauk daging ayam. "Bilang sama Nyai, Yai ingin makan ayam" katanya. "Tidak ada daging ayam besok aja kita motong", kata Nyai. Lepas maghrib misykat dipanggil lagi. "Lihat diatas meja itu kan daging ayam" kata beliau. Ternyata betul diatas meja ada daging ayam yang baru saja diantar orang.

Mari Kita Hadiahkan Bacaan Surat Al-Fatihah Untuk Beliau.. ALFATIHAH...
Readmore...

MBAH MANGLI MAGELANG

0 komentar
 
Adalah Mbah Mangli—sebutan bagi Kiai Hasan dari Desa Mangli, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah—merupakan sosok yang memiliki banyak karomah. Semasa hidupnya, ia memiliki banyak usaha dan termasuk orang yang kaya-raya. Sedangkan aktivitas sehari-harinya banyak diselimuti berbagai jenis aktivitas bernuansa agama, seperti mengisi kajian kitab kuning, berceramah, dan lain-lain.

Pada saat mengisi pengajian, di mana pun ia dan dalam kondisi apa pun, Mbah Mangli tidak pernah memakai alat pengeras suara, meskipun jamaahnya sangat banyak, hingga berbaris dengan jarak jauh. Namun, masyarakat tetap sangat menyukai isi pidatonya dan mendengar suara beliau. Kadang panitia sengaja menyelipkan amplop uang kepada Mbah Mangli, namun beliau dengan halus menolaknya, dan biasanya beliau mengatakan: "Jika separoh dari jamaah yang hadir tadi mau dan berkenan menjalankan apa yang saya sampaikan tadi, itu jauh lebih bernilai dari apapun, jadi mohon jangan dinilai dakwah saya ini dengan uang, kalau tuan mau antar saya pulang saya terima, kalau kesulitan ya gak papa saya bisa pulang sendiri" Mbah Mangli dikaruniai karomah "melipat bumi" yakni bisa datang dan pergi ke berbagai tempat yang jauh dalam sekejap mata..

Di sisi lain, dia dikenal sebagai seorang yang memiliki kemampuan psikokinesis tinggi. Misal, dia dapat mengetahui tamu yang akan datang beserta maksud dan tujuannya. Seperti orang yang bermaksud untuk makan jeruk bersilaturrahim pada rumah Mangli. Dia menyambut dengan memberikan jeruk. Itu terjadi dalam setiap ada tamu ke rumahnya.

Mari Kita Hadiahkan Bacaan Surat Al-Fatihah Untuk Beliau.. ALFATIHAH...
Readmore...

ABUYA DIMYATI PANDEGLANG BANTEN

0 komentar
 
KH.Muhammad Dimyati yang biasa dipanggil dengan Buya Dimyati merupakan sosok Ulama Banten yang memiliki karismatik, beliau lahir sekitar tahun 1925 anak pasangan dari H. Amin dan Hj. Ruqayah. Sejak kecil Buya Dimyati sudah menampakan kecerdasannya dan keshalihannya, beliau belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya mulai dari Pon-pes Cadasari, kadupeseng Pandeglang, ke Plamunan hingga ke Pleret Cirebon.

Buya Dimyati sosok ulama yang cukup sempurna dalam menjalankan perintah agama, beliau bukan saja mengajarkan dalam ilmu syari’ah tapi juga menjalankan kehidupan dengan metode bertashauf, tarekat yang di anutnya tarekat Naqsabandiyyah Qodiriyyah. Maka wajar jika dalam perilaku sehari-hari beliau penuh tawadhu’,istiqomah ,zuhud dan ikhlas. Banyak dari beberapa pihak maupun wartawan yang coba untuk mempublikasikan kegiatannya di pesantren selalu di tolak dengan halus oleh Buya Dimyati begitupun ketika beliau di beri sumbangan oleh para pejabat beliau selalu menolak dan mengembalikan sumbangan tersebut, hal ini pernah dialami ketika Buya Dimyati di beri sumbangan Oleh Mba Tutut ( Anak Mantan presiden Soeharto) sebesar 1 milyar beliau mengembalikannya.

Buya Dimyati merintis pesantren di desa Cidahu Pandeglang sekitar tahun 1965 beliau banyak melahirkan ulama-ulama ternama seperti Habib Hasan bin ja”far assegaf yang sekarang memimpin Majlis Nurul Musthofa di Jakarta dan masih banyaklagi murid-murid beliau yang mendirikan pesantren.

Masa kecil Abuya dihabiskan di kampung kelahirannya; Kalahang. Awal menuntut ilmu, Abuya dididik langsung oleh ayahandanya, Syaikh Muhammad Amin bin Dalin. Lalu melanjutkan berkelana menuntut ilmu agama, sampai-sampai dalam usia sudah setengah baya. Di sekitar tahun 1967-1968 M, beliau berangkat mondok lagi bersama putra pertama dan beberapa santri beliau (hal. 168).

Dahaga akan ilmu tiada habis, satu hal yang mungkin tidak masuk akal bila seorang yang sudah menikah dan punya putra berangkat mondok lagi, bahkan bersama putranya. Tapi itulah Abuya Dimyathi, ketulusannya dalam menimba ilmu agama dan mensyiarkannya membawa beliau pada satu tingkat di atas khalayak biasa.

Abuya berguru pada ulama-ulama sepuh di tanah Jawa. Di antaranya Abuya Abdul Chalim, Abuya Muqri Abdul Chamid, Mama Achmad Bakri (Mama Sempur), Mbah Dalhar Watucongol, Mbah Nawawi Jejeran Jogja, Mbah Khozin Bendo Pare, Mbah Baidlowi Lasem, Mbah Rukyat Kaliwungu dan masih banyak lagi. Kesemua guru-guru beliau bermuara pada Syech Nawawi al Bantany. Kata Abuya, para kiai sepuh tersebut adalah memiliki kriteria kekhilafahan atau mursyid sempurna, setelah Abuya berguru, tak lama kemudian para kiai sepuh wafat.(hal 396).

Ketika mondok di Watucongol, Abuya sudah diminta untuk mengajar oleh Mbah Dalhar. Satu kisah unik ketika Abuya datang pertama ke Watucongol, Mbah Dalhar memberi kabar kepada santri-santri besok akan datang ‘kitab banyak’. Dan hal ini terbukti mulai saat masih mondok di Watucongol sampai di tempat beliau mondok lainya, hingga sampai Abuya menetap, beliau banyak mengajar dan mengorek kitab-kitab. Di pondok Bendo, Pare, Abuya lebih di kenal dengan sebutan ‘Mbah Dim Banten’ dan mendapat laqob ‘Sulthon Aulia’, karena Abuya memang wira’i dan topo dunyo. Pada tiap Pondok yang Abuya singgahi, selalu ada peningkatan santri mengaji dan ini satu bukti tersendiri di tiap daerah yang Abuya singgahi jadi terberkahi.

Karomah.

Mahasuci Allah yang tidak membuat penanda atas wali-Nya kecuali dengan penanda atas diri-Nya. Dan Dia tidak mempertemukan dengan mereka kecuali orang yang Dia kehendaki untuk sampai kepada-Nya. (al Hikam)

Wallahu a’lam. Ada banyak cerita tak masuk akal dalam buku ini, namun kadar ”gula-gula” tidaklah terasa sebab penitikberatan segala kisah perjuangan Abuya lebih diambil dari orang-orang yang menjadi saksi hidupnya (kebanyakan dari mereka masih hidup) dan dituturkan apa adanya. Abuya memang sudah masyhur wira’i dan topo dunyo semenjak masih mondok diusia muda. Di waktu mondok, Abuya sudah terbiasa tirakat, tidak pernah terlihat tidur dan istimewanya adalah menu makan Abuya yang hanya sekedar. Beliau selalu menghabiskan waktu untuk menimba ilmu, baik dengan mengaji, mengajar atau mutola’ah. Sampai sudah menetap pun Abuya masih menjalankan keistiqamahannya itu dan tidak dikurangi bahkan ditambah.

Di tahun 1999 M, dunia dibuat geger, seorang kiai membacakan kitab tafsir Ibnu Jarir yang tebalnya 30 jilid. Banyak yang tidak percaya si pengajar dapat merampungkannya, tapi berkat ketelatenan Abuya pengajian itu dapat khatam tahun 2003 M. Beliau membacakan tafsir Ibnu Jarir itu setelah Khatam 4 kali khatam membacakan Tafsir Ibnu katsir (4 jilid).

Salah satu cerita karomah yang diceritakan Gus Munir lagi adalah, di mana ada seorang kyai dari Jawa yang pergi ke Maqam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani di Irak. Ketika itu, kyai tersebut merasa sangat bangga kerana banyak kyai di Indonesia paling jauh mereka ziarah adalah maqam Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi dia dapat menziarahi sampai ke Maqam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani. ketika sampai di maqam tersebut, maka penjaga maqam bertanya padanya, "Dari mana kamu (Bahasa Arab)?" Si Kyai menjawab, "Dari Indonesia." Maka penjaganya langsung bilang, "Oh di sini ada setiap malam Juma'at seorang ulama Indonesia yang kalau datang ziarah dan duduk saja depan maqam, maka segenap penziarah akan diam dan menghormati beliau, sehinggalah beliau mula membaca al-Qur'an, maka penziarah lain akan meneruskan bacaan mereka sendiri-sendiri.

Mendengar hal itu Kyai tadi kaget, dan berniat untuk menunggu sampai malam jumaat agar tahu siapa sebenarnya ulama tersebut. Ternyata pada hari yang ditunggu-tunggu, ulama tersebut adalah Abuya Dimyati. Maka kyai tersebut terus kagum, dan ketika pulang ke Jawa, dia menceritakan bagaimana beliau bertemu Abuya Dimyati di maqam Syeikh Abdul Qadir al-Jailani ketika itu Abuya masih di pondok dan mengaji dengan santri-santrinya.

Cerita-cerita lain tentang karomah Abuya, dituturkan dan membuat kita berdecak kagum. Subhanallah! Misal seperti; masa perjuangan kemerdekaan dimana Abuya di garis terdepan menentang penjajahan; kisah kereta api yang tiba-tiba berhenti sewaktu akan menabrak Abuya di Surabaya; kisah angin mamiri diutus membawa surat ke KH Rukyat. Ada lagi kisah Abuya bisa membaca pikiran orang; kisah nyata beberapa orang yang melihat dan bahkan berbincang dengan Abuya di Makkah padahal Abuya telah meninggal dunia. Bahkan kisah dari timur tengah yang mengatakan bahwa Abuya tiap malam jumat ziarah di makam Syech Abdul Qodir al Jailani dan hal-hal lain yang tidak masuk akal tapi benar terjadinya dan ada (berikut saksi-saksi hidupnya).

Buya Dimyati merintis pesantren di desa Cidahu Pandeglang sekitar tahun 1965 beliau banyak melahirkan ulama-ulama ternama seperti Habib Hasan bin ja”far assegaf yang sekarang memimpin Majlis Nurul Musthofa di Jakarta dan masih banyak lagi murid-murid beliau yang mendirikan pesantren

Tanggal 3 october 2003 tepat hari jum’at dini hari KH.Muhammad Dimyati dipanggil oleh Alloh SWT keharibaannya. Banten telah kehilangan sosok ulama yang karismatik dan tawadhu’yang menjadi tumpuan berbagai kalangan masyarakat untuk dimintai nasihatnya bukan hanya dari masyarakat Banten saja tapi juga umat islam pada umumnya. Beliau dimaqomkan tak jauh dari rumahnya di Cidahu Pandeglang. Hingga kini maqom tersebut selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah di tanah air.

Atas meninggalnya ulama krismatik di Desa Cidahu, Cadasari, Pandeglang-Banten, KH Abuya Muhammad Dimyati, hari Jum'at (3/10) umat Islam sangat kehilangan. Ulama besar yang jadi tumpuan berbagai kalangan masyarakat untuk dimintai nasihatnya bukan saja masyarakat Banten yang kehilangan, namun umat Islam umumnya.

Kepada ruh beliau mari kita baca fatihah.. ila hadoroti ruhi, Al-fatihah..
Readmore...

PUNYA ANAK SETELAH 18 TAHUN MENIKAH

0 komentar
 
Mempunyai Anak Setelah 18 Tahun Menikah

Di Majelis Dzikir Manakib Syaikh Abdul Qodir Jailani ra, KH Achmad Muzakky Syah bercerita, “Ada sepasang suami istri yang sudah menikah selama 18 tahun tetapi tidak dikaruniai anak. setelah periksa ke dokter, didiagnosa bahwa si suami mandul sehingga tidak mungkin memiliki anak. akhirnya si suami ini bernadzar, "Ya ALLAH jika engkau memberi kami anak, saya akan tasyakuran menyembelih kambing di Al-Qodiri dan akan mengikuti Majelis Dzikir Manakib Syaikh Abdul Qodir Jailani ra". Dan Alhamdulillah nadzarnya benar terkabul sehingga mereka mempunyai anak" (Al-Qodiri)

Mari Kita Hadiahkan Bacaan Surat Al-Fatihah Untuk Beliau.. ALFATIHAH...
Readmore...

MENGUJI KEWALIAN GUS DUR

0 komentar
 

Tuan Guru Turmudzi Uji Kewalian Gus Dur

Yogyakarta, NU Online
Ulama terkemuka dari Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Turmudzi Badruddin merupakan sahabat Gus Dur, dan orang yang sangat mempercayai kewalian Gus Dur, bahkan, ia sempat menguji, apakah Gus Dur termasuk wali atau bukan.

Bagaimana ia menguji kewalian Gus Dur? Kisahnya bermula ketika Gus Dur meninggal dunia. Berita meninggalnya Gus Dur sekitar pukul 7 malam 30 Desember 2011 itu dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia dan seluruh masyarakat pun terkejut akan kejadian tersebut.
/>
Ia bersama dengan rombongan malam itu pun langsung mencari tiket untuk penerbangan esok hari ke Surabaya untuk mengikuti pemakaman Gus Dur di Jombang. Kebetulan sekali, tibanya pesawat jenazah Gus Dur dari Jakarta dan penerbangan dari NTB hampir berbarengan.

Dengan pengawalan, jenazah Gus Dur bisa melaju cepat dari Surabaya ke Jombang, sementara ia mengikuti dari belakang rombongan tersebut.

Sayangnya, begitu memasuki Jombang mobil rombongan yang ditumpangi ketinggalan jauh dari mobil jenazah Gus Dur karena tumpah ruahnya para peziarah yang memasuki Jombang.

Kemacetan pun sangat parah, mobil-mobil semuanya menuju pesantren Tebuireng, untuk mengikuti prosesi pemakaman. Karena sudah tidak bisa berbuat apa-apa, ia pun mengajak teman-temannya berdoa.

“Mari kita baca surat Alfatihah, jika Gus Dur benar-benar wali, maka kita akan diberi kemudahan,” katanya ketika berbincang dengan NU Online disela-sela rapat pleno PBNU di kompleks pesantren Krapyak Yogyakarta.

Tiba-tiba saja, terdapat motor pengawalan (forider), yang memintanya untuk cepat-cepat bergerak sehingga ia dengan lancar dapat memasuki kompleks pesantren dengan gampang dan setelah itu, motor pengawal tersebut pun menghilang.

Mari Kita Hadiahkan Bacaan Surat Al-Fatihah Untuk Beliau.. ALFATIHAH...
Readmore...

BISA MELIHAT KEMBALI BERKAH MAJLIS MANAQIB

0 komentar
 
Tiba-Tiba Mata Saya Bisa Melihat Lagi

Di Majelis Dzikir Manakib Syaikh Abdul Qodir Jailani ra, KH Achmad Muzakky Syah bercerita, “Ketika itu di rumah saya sedang banyak tamu baik laki-laki dan perempuan. Tamu laki-laki berada di teras rumah dan tamu perempuan ada di dalam rumah. Ada seorang nenek yg berada di tempat tamu laki-laki di teras rumah sehingga saya suruh nenek tersebut masuk kedalam rumah, “nek, masuk nek ke dalam”

“Tidak bisa melihat kiai” jawab nenek tersebut
“iya nek masuk aja kedalam, tamu perempuan di dalam”
“saya gak bisa melihat kiai” jawab nenek
“Ya sudah, sembuh, sembuh”
Akhirnya nenek tersebut diantar masuk ke dalam rumah.

Beberapa hari kemudian nenek ini bertamu ke kiai ingin tasyakuran menyembelih kambing.
“Tasyakuran untuk apa nek”
“Sebenarnya saya ini sudah 8 bulanan tidak bisa melihat kiai, kemarin waktu kiai menyuruh saya masuk rumah kiai bilang ‘sembuh, sembuh’. Nah alhamdulillah kiai tidak lama setelah itu dirumah tiba-tiba mata saya bisa melihat lagi kiai”
“Semua itu karena berkah karomah Syaikh Abdul Qodir Jailani ra” (Al-Qodiri)

Mari Kita Hadiahkan Bacaan Surat Al-Fatihah Untuk Beliau.. ALFATIHAH...
Readmore...

GUS DUR DAN KAROMAHNYA

0 komentar
 
Karomah Gus Dur: Gus Dur Tahu sebelum Kejadian "Weruh Sakdurunge Winarah" [bentrok makam mbah priok]

Jakarta, NU Online
Para Waliyullah memiliki berbagai karomah yang menunjukkan kedekatannya dengan Sang Pencipta. Selain kejadian-kejadian aneh, karomah (keutamaan) ini seringkali berupa pengetahuan tentang hal-hal yang akan terjadi pada masa-masa yang akan datang.

Salah satu alasan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sering disebut-sebut sebagai waliyullah adalah pengetahuan Gus Dur mengenai peristiwa-peristiwa yang belum terjadi. Masyarakat Jawa biasa menyebut kemampuan ini dengan istilah "weruh sak durunge winarah." r />
Beberapa ulama dan Kiai banyak menceritakan tentang kemampuan Gus Dur yang satu ini. Selain cerita kebiasaan tidur di kala seminar yang kemudian terbangun dan bicara dengan sempurna mengenai isi pembicaraan sebelumnya, Gus Dur juga memiliki cerita kemampuan "weruh sak durunge winarah" ini di dunia nyata.

Kisah berikut ini diceritakan oleh Katib Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara, KH Miftakhul Falah tatkala Beliau turut menunggui Gus Dur yang dirawat di Rumah Sakit Umum Koja Jakarta Utara, sekitar tahun 1994-an.

Dalam ceritanya, KH Miftakhul Falah menceritakan, sewaktu Gus Dur sedang dirawat di RS Koja, beliau menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Habib Hasan di Pemakaman Koja. Dalam berziarah ini, Gus Dur selalu ditemani oleh beberapa orang sambil mendengarkan ceritanya.

"Kalau di kemudian hari makam ini dibongkar, maka akan terjadi kerusuhan," kata Miftakhul Falah menirukan kata-kata Gus Dur kala itu.

Menurut Miftah, tidak seorang pun yang mengerti dan akan membayangkan kalimat Gus Dur tersebut akan menjadi kenyataan pada suatu ketika. Namun rupanya, zamanlah yang kelak membuktikan kata-kata Gus Dur tersebut.

"Terbukti. Ketika makam tersebut akan dibongkar, benar-benar terjadi kerusuhan pada bulan April 2010 lalu," tutur Miftakhul Falah.

Menurutnya, banyak kini di antara temen-temannya yang menjadikan kalimat tersebut sebagai bukti kewalian Gus Dur. Ketika orang-orang lain bahkan belum bisa membayangkan, Gus Dur telah mengungkapkannya.

----------------------------------------------------------------------------

Rabu, 14 April 2010
sumber:vivanews.com
kejadian Mistis dibalik bentrok makam mbah priok

Bentrok di makam mbah priok kali ini memang begitu memilukan. Banyak korban berjatuhan baik dari pihak petugas maupun masyarakat. Mungkinkah ini akan mengulang peristiwa tanjung priok berdarah era orde baru...? Semoga aja tidak. Masyarakat sudah semakin sengsara menjadi korban kebiadaban oknum satpol PP dan antek2 nya...terutama masyarakat kaum bawah.

Namun ada kejadian aneh dalam peristiwa bentrok tersebut. Apa saja kejadian aneh dan mistis tersebut...? Simak berita ini:

Eksekusi Makam Mbah Priok

Makam Mbah Priok & Cerita Mistis Satpol PP
Makam Habib Hasan bin Muhammad al Haddad itu kemudian dikenal sebagai Makam Mbah Priok.

Makam Habib Hasan bin Muhammad al Haddad atau yang dikenal sebagai Makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara, menyimpan cerita sejarah sehingga sangat dihormati warga. Bahkan, ketika pendopo makam akan dibongkar pemerintah, pengikut rela mati mempertahankannya.

Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan Habib Hasan merupakan salah satu tokoh yang dikenal sebagai penyiar agama Islam. Dia berasal dari Pulau Sumatera.

Habib bisa sampai di tanah Batavia (Jakarta) awalnya karena perahu yang ditumpanginya dihajar badai ketika hendak melintas di dekat Batavia.

Tetapi, pada waktu itu habib selamat dari amukan badai. Konon, dia selamat karena menemukan periuk. Dengan periuk itulah habib berhasil menepi ke Batavia.

Sejak itu, Habib Hasan tinggal di Batavia dan menyiarkan agama Islam di sana. Tidak lama kemudian, kawasan tempat di mana habib pernah selamat dari badai itu dinamai Tanjung Priok.

Habib Hasan meninggal di Batavia. Untuk mengenang perjuangan habib, pengikutnya membangun makam sekaligus masjid untuk mengadakan majelis taklim. Makam di Koja ini kemudian dikenal sebagai makam Mbah Priok.

Tempat itu kemudian dikenal luas. Tiap akhir pekan, sampai sekarang, sedikitnya 1.500 orang mengikuti pengajian di sana.

Sampai akhirnya timbul kasus. Bangunan pendopo makam Mbah Priok dinyatakan berdiri di atas lahan milik PT Pelindo II sehingga menyalahi aturan dan harus ditertibkan.

Sebenarnya sudah beberapa tahun lalu, upaya penertiban pendopo akan direalisasikan. Tetapi, ahli waris makam Mbah Priok menolak keras. Sampai akhirnya, Rabu 14 April 2010, pemerintah mengerahkan petugas untuk mengeksekusi.

Pengikut Habib Ali Zaenal Abidin bin Abdulrahman Al Idrus dan Habib Abdullah Sting, ahli waris makam Mbah Priok, tidak tinggal diam. Mereka menghadang laju petugas hingga akhirnya bentrok fisik pecah dan korban berjatuhan.

Usai bentrok sengit dengan pengikut habib, petugas Satpol PP mendapat pengalaman berbau mistis.

Salah seorang petugas Satpol PP yang dari awal mengamati proses bentrokan fisik mengatakan kendati jumlah pengikut habib tidak ada setengahnya dari Satpol PP, mereka tidak ada yang takut terluka parah sama sekali.

“Sepertinya mereka punya ilmu ghaib. Tidak ada yang terluka berat, saat terkena lemparan benda keras, bahkan maju terus,” kata petugas yang tidak mau disebut namanya itu.

Sebaliknya, justru petugas yang banyak menderita luka. Padahal, petugas sudah mengenakan pakaian anti huru-hara.

Petugas Satpol PP yang bernama Slamet menambahkan malahan ada helm petugas yang sampai pecah karena terkena lemparan dari salah satu pengikut habib.

Tetapi sebaliknya, ketika petugas melempar batu ke arah massa, seolah-olah bagi massa, batu itu tidak berarti apa-apa.

Slamet sangat heran dengan pengalamannya. Dia mengaku merasakan ada kekuatan di luar akal sehatnya yang ikut membentengi lokasi sehingga petugas sangat sulit melaksanakan eksekusi.

Bentrokan fisik yang memakan banyak korban luka di pihak Satpol PP itu akhirnya reda setelah pemerintah dan pengelola makam sepakat berunding.

Mengenai kebijakan eksekusi, dalam berbagai kesempatan Wakil Walikota Atma Senjaya mengatakan bahwa penertiban gapura dan pendopo di makam Mbah Priok ini sudah sesuai dengan instruksi gubernur DKI nomor 132/2009 tentang penertiban bangunan.

Sebab, kata dia, bangunan itu berdiri di atas lahan milik PT Pelindo II, sesuai dengan hak pengelolaan lahan (HPL) Nomor 01/Koja dengan luas 1.452.270 meter persegi.

Sebaliknya, bagi ahli waris makam Mbah Priok rencana pembongkaran justru menyalahi aturan. Sebab, areal pemakaman dan masjid ini telah memiliki sertifikat resmi yang dikeluarkan pada jaman pendudukan Belanda dulu.

Mari Kita Hadiahkan Bacaan Surat Al-Fatihah Untuk Beliau.. ALFATIHAH...
Readmore...
Kamis, 22 Agustus 2013

KEISTIMEWAAN KH. HASYIM ASY'ARI

1 komentar
 

Kiai Hasyim Asy’ari dikenal sebagai kiai besar yang mampu menjalin jaringan keulamaan secara internasional, dan berpengaruh kuat di kalangan para ulama itu. Kapasitas yang dimiliki itu tidak tercipta begitu saja karena beliau adalah orang yang alim atau pandai, itu hanya salah satu faktor. Faktor yang lain adalah ternyata ia sangat peduli dan setiakawan pada siapapun.

Tidak ada kawan dekatnya yang dibiarkan terlantar, kalau sampai dia tahu ada teman atau saudaranya yang kekuarangan atau ada masalah pasti akan segera dibantu sebisanya. Hal itu dilakukan baik semasa belajar di tanah Jawa, maupun di Tanah Suci dan ketika kembali lagi ke tanah air. Tujuannya satu yaitu untuk mencari ridlo Allah di tempuh dengan mengasihi sesama manusia. Pemberian pengajaran juga diarahkan untuk mencapai ridlo Alloh.

Tradisi yang terus dikembangkan hingga menjadi kiai di Tebuireng adalah mengajar mengaji berbagai kitab babon, seperti kitab hadits Bukhori Muslim, termasuk juga Abu Dawud, juga mengajarkan Ihya’ Ulumiddin dan Fathul Wahab. Sebagaimana dimaklumi kita-kitab tersebut tidak hanya besar dari segi isi, tetapi tergolong kitab yang sangat besar halamannya, sehingga harganya tentu sangat mahal. Sementara pada umumnya santri sangat miskin.

Untuk mengatasi mahalnya harga kitab itu kiai Hasyim memberikan kredit dengan cara membeli kitab dan mengangsur pembayarannya kepada siapa saja yang ingin memilki kitab. Tentu saja para kiai dan santri banyak yang berminat dengan tawran itu, termasuk di antaranya seorang santri Tebuireng yang bernama Muchid Muzadi.

Kiai Muchid berminat memiliki beberpa kitab besar terutama Ihya Ulmumiddin, tetapi tidak memiliki cukup uang. Ia lalu menemui Kiai Hasyim memohon pertolongan. Tanpa banyak tanya diberilah pinjaman sebesar Rp 10 (sepuluh rupiah) untuk membeli Kitab Ihya. Kemudian pinjaman itu dicicil setiap bulan minimal seringgit, tidak sampai satu tahun hutang sudah dilunasi, sementara kitab langsung bisa dimiliki dan dikaji. (Abdul Mun'im DZ)
Readmore...

CARA HABIB MUNZIR MENGHADAPI PREMAN

0 komentar
 
Jadikanlah kehidupan anda saat ini adalah medan Jihad, Anda sedang di medan laga,berjihad menundukkan musuh-musuh Anda, yaitu mereka yang mengajak kepada kemungkaran tundukkan mereka,kalahkan mereka. Namun bukan dengan kekerasan dan kebengisan atau senjata, namun tundukkan dengan kelembutan dan kasih sayang, tundukkan dengan akhlak dan bantuan,tundukkan dengan kesopanan dan keramahan.
Niscaya mereka akan tunduk dan menjadi berubah baik, dan menjadi teman anda. Jika tidak mampu Anda menundukkan mereka dengan hal itu, maka jangan kalah pula dengan mereka, tetaplah dalam ketenangan,kelembutan,hadirkan cahaya kelembutan Allah swt saat bercakap-cakap dan bertemu mereka. Anda akan lihat cahaya Allah swt akan membuat mereka tunduk atau paling tidak mereka akan segan dan tidak mau mengganggu anda, malu,dan berusaha tidak terlihat Anda saat bermaksiat. Sungguh orang-orang yang terjebak dalam kemungkaran itu mempunyai hati baik di hati kecilnya. Saya berkali kali menemukan itu di hati mereka, namun kebaikan itu tersembunyi dalam kesombongan mereka. Pernah seorang pemabuk dan preman yang menjadi biang kriminal bahkan konon sering menyiksa dan membunuh, orang tidak melihat ia memiliki sifat baik sedikitpun. Namun ketika saya diadukan tentangnya,pasalnya adalah ketika pemuda sekitar wilayah tersebut ingin mengadakan majelis, namun takut pada orang itu. Mereka akan didamprat dan diteror oleh si jahat itu. Ia adalah kepala kejahatan yang konon kebal dan penuh ilmu jahat. Saya datangi kerumahnya, saya ucapkan salam dan ia tidak menjawab, ia hanya mendelik dengan bengis sambil melihat saya dari atas kebawah, seraya berkata, “Mau apa?”
Saya mengulurkan tangan dan ia mengulurkan tangannya dan saya mencium tangannya, lalu saya pandangi wajahnya dengan lembut dan penuh keramahan. Saya berkata dengan suara rendah dan lembut,
“Saya mau mewakili pemuda sini, untuk mohon restu dan izin pada Bapak, agar mereka diizinkan membuat majelis di musholla dekat sini.” Ia terdiam… roboh terduduk di kursinya dan menunduk. Ia menutup kedua matanya. Saat ia mengangkat kepalanya saya tersentak, saya kira ia akan menghardik dan mengusir, ternyata wajahnya merah dan matanya sudah penuh airmata yang banyak. Ia tersedu sedu berkata;
“Seumur hidup saya belum pernah ada kyai datang kerumah saya…Lalu kini… Pak Ustadz datang kerumah saya, mencium tangan saya… tangan ini belum pernah dicium siapapun. Bahkan anak-anak sayapun jijik pada saya dan tak pernah mencium tangan saya, semua tamu saya adalah penjahat,mengadukan musuhnya untuk dibantai menghamburkan uangnya pada saya agar saya mau berbuat jahat lagi dan lagi…. Kini datang tamu minta izin pengajian pada saya. Saya ini bajingan, kenapa minta izin pengajian suci pada bajingan seperti saya.”
Ia menciumi tangan dan kaki saya sambil menangis, ia bertobat,ia sholat, dan meninggalkan minuman keras dan criminal. Konon dia ini sering mabuk, jika sudah mabuk maka tak ada di kampung itu yang berani keluar rumah.
Namun kini terbalik, ia menjadi pengaman di sana, tak ada orang mabuk berani keluar rumah jika ada dia. Dia menjadi kordinator musholla, ia mengatur teman temannya para preman untuk membersihkan musholla,dipaksanya para anak buahnya harus hadir majelis, dan demikianlah keadaanya. Ia bertempat di Legoa, Priok, tempat yang sangat rawan dengan kriminal. Orang di wilayah itu jika saya datang mereka berbisik bisik, “Jagoan selatan lagi ketemu jagoan utara!
Mereka kira saya mengalahkannya dengan ilmu, padahal hanya kelembutan Muhammad saw yang saya gunakan.
Readmore...

FADHILAH HARI JUM'AT

0 komentar
 
Pada masa Malik bin Dinar, hiduplah dua orang majusi penyembah api, yang berusia 73 taun yang satunya 35 tahun. “kemari !!!” panggil yang muda kepada yang tua. “Apakah api ini akan menolong kita ataukah membakar kita sebagai mana ia membakar orang- orang yang tidak menyembahnya, jika tidak membakar kita ayo terus menembahnya. Tetapi jika membakar kita, maka buat apa kita memujanya ?” “Ya,” Jawab yang lebih tua. Mereka lalu menyalakan api. “Aku apa kamu yang menaruh tangan lebih dahulu?” Tanya yang muda. “Kamu saja,” jawab yang tua. Ia lalu menaruh tangannya di atas api, lalu jari jemarinya terbakar. “Au,” jeritannya, sambil cepat-cepat ia menarik tangannya. “Tiga puluh lima tahun kau kusembah, masih juga kau menyakitiku,” gumamnya. “ayo kita cari Tuhan Yang Maha Esa, yang apabila kita berdosa dan meninggalkan perintahnya selama 500 tahun, misalanya, Ia mau mengampuni dan mema’afkan kita, dengan hanya ta’at satu jam dan hanya dengan
satu kali minta ma’af,” ajak anak muda. Yang tua menurut saja. Katanya, “baiklah. Kita cari orang yang bisa membimbing kita ke jalan yang lurus, yang mengajarkan kita kepada agama islam yang menyelamatkan.” Mereka sepakat menemui Malik bin Dinar di Basyrah. Mereka segera ke bashrah , mereka menemukan Malik tengah berkumpul bersama masyarakat memberikan bimbingan untuk mereka. Melihat hal itu, yang tua berkata, “Tak usahlah aku masuk islam, aku sudah kelewat tua, umurku habis untuk menyembah api, kalaupun aku masuk islam, agama yang dibawa oleh Muhammad itu, tentulah keluarga dan tetanggakku akan mencaciku. Neraka lebih kusuka dari pada cacian mereka.” “Jangan lakukan itu,” cegah yang muda. “Cacian bisa berhenti, tetapi neraka itu abadi.” Nasehatnya . Yang tua tetap menulikan pendengarannya. “kamu adalah kamu, celakalah engkau dan anak- anakmu celakalah hai gelandangan dunia dan akherat,” Makinya. Ia lalu pulang dan tidak masuk islam. Sedang yang muda malah mengajak anak- anaknya yang kecil dan istrinya mengikuti majlis itu hingga malik selesai mengajar, kemudian ia berdiri, mengisahkan sebab dan niatnya masuk islam, juga kerabatnya, mereka lalu masuk islam. Orang-orang yang mendengarnya menangis gembira. Ketika ia bermaksud pulang, Malik menahannya, “Nantilah, duduk dulu hingga kawan-kawanku mengumpulkan sedikit hartanya.” “Tidak, Aku tak ingin menjual agamaku dengan dunia.” Tolaknya, Ia lalu pergi dan memasuk sebuahi puing-puing yang didalmya terdapat rumah tua. Disanalah mereka tinggal. Keesokan harinya istrinya berkata, “Pergilah ke pasar carilah pekerjaan, belilah makanan secukupnya untuk kita makan.” Sesampai dipasar tak seorangpun yang mau memberi pekerjaan yang menghasilkan. “Lebih baik aku bekerja untuk Allah,” katanya kepada diri sendiri.
Ia memasuki masjid yang sepi dari manusia, ia sholat hingga malam tiba, lalu pulang dengan tangan hampa.“Kamu tak mendapat sesuatu,” tanya istrinya. “Hari ini aku bekerja untuk Raja, Hari ini Dia belum memberinya, semoga saja bersok diberi.” Mereka melewati malam dengan rasa lapar. Keesokan harinya ia kembali ke pasar, Masih juga tak dapat pekerjaan, ia kemasjid lagi, sholat sampai malam, lalu pulang dengan tangan hampa.
“Masih juga kau tidak dapat sesuatu?” Tanya istrinya.
“Aku masih bekerja untuk Raja yang kemarin, besok hari jum’at, aku harap Dia akan memberi ku.” Mereka lalu melewati malam dengan menahan lapar. Esoknya yaitu hari jum’at, kembali ia ke pasar, tapi tak juga mendapatkan pekerjaan. Ia lalu kemasjid, sholat dua rakaat, lalu mengangkat kedua tangannya ia mengadu: “Tuhanku !!! pemukaku !!! Junjunganku !!! telah Kau muliakan diriku dengan Islam, telah Kau berikan kepadaku keagungan Islam, telah Kau berikan kepadaku pentunjuk dengan petunjuk yang terbaik. Atas nama kemulian agama yang telah Kau berikan kepadaku dan dengan kemuliaan hari jum’at yang penuh berkah, hari yang
telah Kau tetapkan sebagai hari agung, aku mohon tenangkanlah hatiku karena sulitnya mencari nafkah untuk keluarga. Berikanlah aku rizki yang tak terhingga, Demi Allah ! Aku malu kepada keluargaku, aku takut pikiran mereka berubah tentang islam.” Kemudian ia berdiri dan menyibukkan diri dengan sholat. Ketika tengah hari, sa’at lelaki itu sholat jum’at, sa’at anak istrinya kelaparan, seseorang mengetuk pintu rumahnya, pintu dibuka oleh istrinya, sedang lelaki yang mengetuk pintu itu membawa nampan emas yang ditutup dengan sapu tangan berslulam emas. “Ambil nampan ini. Katakan kepada suamimu,
ini upah kerjanya selama dua hari, akan kutambah bila ia rajin bekerja, apalagi pada hari jum’at seperti ini, amal yang sedikit pada hari ini di sisi Raja Yang Maha Perkasa artinya besar sekali.” Nampan itu dia terima tidak disangka, ternyata isinya 1000 dinar, ia pungut satu dinar untuk ditukarkan kepada di tempat penukaran uang. Pemiliknya seorang nasrani, ia menimbang dinar tersebut, ternyata beratnya dua kali lipat dari dinar biasanya. Setelah diteliti ukirannya barulah tahu bahwa ukiran akhirat. “Dari mana kau dapatkan ini ?” ia bertanya Wanita itupun bercerita. Pemilik tempat penukaran uang langsung masuk islam begitu mendengar ceritanya. Ia memberi wanita itu 100 dirham. “Pakai saja, kalau habis bilang saja padaku, aku akan memberimu lagi.” Sang suami yang masih tetap di masjid malakukan sholat lalu pulang dengan tangan hampa. Diam-diam ia buka sapu tangannya dan mengisinya dengan pasir, “Bila nanti ditanya istriku kujawab saja tepung.” Gumamnya. Ketika memasuki rumah, ia mencium bau makanan. Ia letakkan bungkusan pasirnya di samping pintu agar
istrinya tidak tahu, kemudian menanyakan apa yang terjadi di rumahnya. Sang istri lalu menceritakan seluruhnya, laki- laki itu langsung sujud syukur kepada Allah. “Apa yang Kau bawa ?” tanya sang istri. “Jangan tanyakan itu,” elaknya Istrinya beranjak mengambil bungkusan suaminya dan membuka. Atas izin Allah, pasir berubah jadi tepung. Untuk kedua kalinya laki-laki itu sujud syukur. Ia selalu beribadat hingga akhir hayatnya. Al Faqih berkomentar : Angkatlah tanganmu ke langit dan berdo’alah, “dengan kemuliaan hari jum’at, ampunilah dosa kami, sirnakanlah nestapa kami.” Laki-laki itu ketika berdo’a dengan menyebut kemulian hari jum’at Ia diberi syafa’at.
Allah memberinya rizki tanpa terhingga, demikian juga kita berdo’a pada hari jum’at. Sumber : kutipan dari kitab al Mau’idzotul al ‘Ushfuriah
Diterjamah Oleh : M. Khoiron. G
www.almunawwir.com/index.php/halaman_umum/view_detail/0000000079
Readmore...

KH ZAENAL ABIDIN MUNAWWIR (Krapyak-Jogjakarta) DAN TUKANG BECAK

0 komentar
 

"Ke Nggading berapa, Kang?" Mbah Zainal Abidin Munawwir, Krapyak, menawar becak.

"Monggo mawon. Terserah panjenengan, Mbah", tukang becak pasrah karena sudah kenal.

"Nggak bisa! Sampeyan harus kasih harga!"

"Yah... seribu, Mbah". Itu harga yang cukup lazim waktu itu, walaupun sedikit agak mahal.

"Lima ratus ya!"

Tukang becak nyengir,

"Masih kurang, Mbah..."

"Enam ratus!"

Tukang becak masih nyengir.

"Ya sudah... tujuh ratus!"

Tukang becak sungkan membantah lagi dan mempersilahkan Mbah Zainal naik.

Sampai tempat tujuan, Mbah Zainal mengulurkan selembar uang ribuan tapi menolak kembaliannya. Tukang becak bengong.

"Kalau tadi kita sepakat seribu, aku cuma dapat pahala wajib", kata Mbah Zainal, "kalau begini ini kan yang tiga ratus jadi shodaqohku".
Readmore...

MA'RIFATNYA MBAH KH. MARZUQI DAHLAN (Lirboyo)

0 komentar
 
Ada satu pengalaman menakjubkan saat Gus Mus masih nyantri di Pondok Pesantren Lirboyo. Pada saat itu pengasuhnya adalah KH. Marzuqi Dahlan. Inilah penuturan beliau.
Waktu itu saya dan kawan-kawan sedang berkumpul merencanakan akan ‘ngambil’ tebu. Sebab saya dengar sebentar lagi tebu akan ditebang. Untuk itu, bersama kawan-kawan, saya berencana mencuri beberapa lonjor tebu. Kami waktu itu telah bersiap-siap untuk menjalankan aksi. Kebetulan, lokasi kamar Mars yg saya tempati itu dekat dengan ndalemnya Mbah Marzuqi. Saya berjalan paling depan. Dan ketika saya lewat depan ndalem, tiba-tiba saya dipanggil oleh Mbah Marzuqi.
“Gus, Gus, mriki.” kata beliau yg dengan siapa saja selalu memakai bahasa Jawa kromo, meskipun kepada santrinya yg masih anak kecil. Saya pada waktu itu baru saja masih lulus SR (Sekolah Rakyat, setara SD). Ternyata beliau benar-benar memanggil saya.
“Mriki-mriki, Gus!” (Kesini Gus)
Panggilan beliau tentu membuat saya kaget, sebab berbarengan sekali dengan kegiatan saya yg akan ‘nyolong’ tebu bersama kawan-kawan. Saya lantas mendekat, lalu ditanya begini.
“Gus, sampean doyan tebu?”
Kontan saja, saya kaget bukan main. Saya keringetan pada waktu itu.
Pertanyaan ini membuat saya terdiam dan takut. Saking takutnya, saya tidak bisa bergerak sama sekali. Sebab, sebelumnya saya tidak menyangka tiba-tiba beliau kok bertanya seperti itu.”Nanyanya kok pas sekali.” gumam saya dalam hati.
Beliau lalu menyuruh saya menunggu. Sebentar kemudian beliau keluar dari ndalemnya dengan memanggul seonggok lonjor tebu.
Beliau bilang, “Niki sampean kula pilihaken sing apik-apik Gus.” (Ini, untuk anda saya pilihkan yg bagus-bagus Gus)
Setelah tebu itu diberikan kepada saya, beliau berkata, “Niki dipun bagi kalih rencang-rencang lintune nggih?” (Ini dibagi pada teman-teman yg lain ya?)
Setelah menyaksikan peristiwa itu, akhirnya saya dan kawan-kawan tidak jadi mencuri tebu.
Saya jadi bertanya-tanya, kira-kira siapa ya orang yg telah membocorkan rencana itu? Padahal saat itu beliau kan tidak tahu rencana saya dan kawan-kawan.
Wallahu a’lam bish shawab.

Diambil dari : www.lirboyo.net
Readmore...