Jadikanlah kehidupan anda saat ini adalah medan Jihad, Anda sedang di
medan laga,berjihad menundukkan musuh-musuh Anda, yaitu mereka yang
mengajak kepada kemungkaran tundukkan mereka,kalahkan mereka.
Namun bukan dengan kekerasan dan kebengisan atau senjata, namun
tundukkan dengan kelembutan dan kasih sayang, tundukkan dengan akhlak
dan bantuan,tundukkan dengan kesopanan dan keramahan.
Niscaya mereka
akan tunduk dan menjadi berubah baik, dan menjadi teman anda. Jika
tidak mampu Anda menundukkan mereka dengan hal itu, maka jangan kalah
pula dengan mereka, tetaplah dalam ketenangan,kelembutan,hadirkan cahaya
kelembutan Allah swt saat bercakap-cakap dan bertemu mereka. Anda akan
lihat cahaya Allah swt akan membuat mereka tunduk atau paling tidak
mereka akan segan dan tidak mau mengganggu anda, malu,dan berusaha tidak
terlihat Anda saat bermaksiat. Sungguh orang-orang yang terjebak dalam
kemungkaran itu mempunyai hati baik di hati kecilnya. Saya berkali kali
menemukan itu di hati mereka, namun kebaikan itu tersembunyi dalam
kesombongan mereka. Pernah seorang pemabuk dan preman yang menjadi biang
kriminal bahkan konon sering menyiksa dan membunuh, orang tidak melihat
ia memiliki sifat baik sedikitpun. Namun ketika saya diadukan
tentangnya,pasalnya adalah ketika pemuda sekitar wilayah tersebut ingin
mengadakan majelis, namun takut pada orang itu. Mereka akan didamprat
dan diteror oleh si jahat itu. Ia adalah kepala kejahatan yang konon
kebal dan penuh ilmu jahat. Saya datangi kerumahnya, saya ucapkan salam
dan ia tidak menjawab, ia hanya mendelik dengan bengis sambil melihat
saya dari atas kebawah, seraya berkata, “Mau apa?”
Saya mengulurkan
tangan dan ia mengulurkan tangannya dan saya mencium tangannya, lalu
saya pandangi wajahnya dengan lembut dan penuh keramahan. Saya berkata
dengan suara rendah dan lembut,
“Saya mau mewakili pemuda sini,
untuk mohon restu dan izin pada Bapak, agar mereka diizinkan membuat
majelis di musholla dekat sini.” Ia terdiam… roboh terduduk di kursinya
dan menunduk. Ia menutup kedua matanya. Saat ia mengangkat kepalanya
saya tersentak, saya kira ia akan menghardik dan mengusir, ternyata
wajahnya merah dan matanya sudah penuh airmata yang banyak. Ia tersedu
sedu berkata;
“Seumur hidup saya belum pernah ada kyai datang
kerumah saya…Lalu kini… Pak Ustadz datang kerumah saya, mencium tangan
saya… tangan ini belum pernah dicium siapapun. Bahkan anak-anak sayapun
jijik pada saya dan tak pernah mencium tangan saya, semua tamu saya
adalah penjahat,mengadukan musuhnya untuk dibantai menghamburkan uangnya
pada saya agar saya mau berbuat jahat lagi dan lagi…. Kini datang tamu
minta izin pengajian pada saya. Saya ini bajingan, kenapa minta izin
pengajian suci pada bajingan seperti saya.”
Ia menciumi tangan dan
kaki saya sambil menangis, ia bertobat,ia sholat, dan meninggalkan
minuman keras dan criminal. Konon dia ini sering mabuk, jika sudah mabuk
maka tak ada di kampung itu yang berani keluar rumah.
Namun kini
terbalik, ia menjadi pengaman di sana, tak ada orang mabuk berani keluar
rumah jika ada dia. Dia menjadi kordinator musholla, ia mengatur teman
temannya para preman untuk membersihkan musholla,dipaksanya para anak
buahnya harus hadir majelis, dan demikianlah keadaanya. Ia bertempat di
Legoa, Priok, tempat yang sangat rawan dengan kriminal. Orang di wilayah
itu jika saya datang mereka berbisik bisik, “Jagoan selatan lagi ketemu
jagoan utara!
Mereka kira saya mengalahkannya dengan ilmu, padahal hanya kelembutan Muhammad saw yang saya gunakan.
Kamis, 22 Agustus 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)